Video of Day

Selasa, 13 Oktober 2015

Warga di Mesuji Kesulitan Air Bersih


MESUJI (ME) : Kondisi masyarakat di Desa Wonosari, kecamatan Mesuji Timur menghadapi musim kemarau tahun ini cukup memprihatinkan. Sebab, rata-rata sumur warga disana sudah mulai mengering sejak 2 bulan lalu. Ini membuat warga cukup kesulitan mendapatkan pasokan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Seperti diungkapkan Supriyanto (52) warga setempat yang ditemui bupati saat tengah mengambil air dari sumber mata air di sumur bor zaman transmigrasi dahulu mengaku sangat sulit mendapat air bersih. Dengan bermodalkan gayung dan dua buah jrigen Supriyanto menanti air yang keluar dari sumber mata air itu.
"Kalau untuk masak dan minum kita masih mengandalkan bantuan distribusi air dari pemda. Tetapi itu pun harus berebut dengan masyarakat yang lain, kalo gak seperti itu, ya gak kebagian air. Karena pasokan air bersih dari pemda juga masih belum bisa mencukupi untuk satu desa ini,"ujar Supriyanto
Hal sama juga diungkapkan oleh Sularmo(45) salah petani cabai di SP 12 Desa Mulyo Sari, kecamatan Mesuji, yang mengharapkan adanya perhatian dari pemkab Mesuji melalui dinas pertanian untuk pinjam mesin bajak, mesin penyedot air (alkon) dan pupuk. Namun hal utama yang paling dibutuhkan adalah adanya petugas penyuluh pertanian yang dapat membantu petani dalam mengatasi berbagai masalah tanaman.
Namun, Sularmo mengaku selama bercocok tanam, dia tidak pernah menemui PPL dari pemda yang turun kebawah untuk menemui petani termasuk dirinya. Sebab, rata-rata petani masih banyak yang belum paham tentang penanganan masalah pada tanaman supaya hasilnya bisa maksimal.

Selain itu kendala lain yang dihadapi petani disana adalah sulitnya air tawar untuk menyiram tanaman, karena apabila disiram menggunakan air payau dapat merusak tanaman. Selama ini hanya mengandalkan pupuk cair untuk pertumbuhan tanamannya. Namun meski begitu
Sularno mengaku kebun cabainya seluas 1 hektar yang berusia 3 bulan dalam 3 hari sekali panen bisa mencapai 50-200 kilogram, dengan kisaran harga perkilo saat ini berkisar antara 25-30 ribu.
"Selama saya disini sudah puluhan tahun tidak pernah bertemu dengan yang namanya PPL. Jadi saya harap pemda melalui BP4K untuk mengirim PPL nya, supaya kami bisa mendapat pengetahuan lebih tentang bagaimana mengatasi masalah tanaman agar hasilnya bisa bagus dan sesuai harapan,"Kata dia.
Sementara itu bupati Mesuji Khamami mengaku kecewa dengan kinerja para PPL yang tidak menjalankan tugas sesuai fungsinya. Ironisnya lagi tidak sedikit petani yang mengaku belum kenal dengan PPL yang ada di desanya. Bupati berharap Saya agar kepala BP4K rutin mengecek laporan kinerja dari PPL nya, panggil yang bersangkutan apabila tidak disiplin serahkan kepada inspektorat.
"Harusnya, PPL sering turun ke bawah menemui para petani yang ada diwilayah kerjanya masing-masing, memberi penyuluhan dan pemaparan kepada para petani, supaya apa saja yang menjadi kendala mereka bisa diatasi sehingga, kedepan para petani bisa sukses dalam bercocok tanam serta hasilnya maksimal,"singkatnya. (Hasan)

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com